Selasa, 13 Oktober 2009

materi jaringan komputer

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya pengolahan data tersebar dan jaringan computer mengandung arti bahwa beberapa aplikasi dan system harus dapat berkomunikasi. Aplikasi berarti program yang dibuat oleh pemakai seperti misalnya fasilitas data base, elektronik mail dan lain-lain sedangkan system ialah computer, terminal, dan perangkat keras lainnya. Agar system dan aplikasi dapat berkomunikasi dalam suatu jaringan mereka harus menggunakan ketentuan yang sama yaitu himpunan peraturan yang dikenal sebagai protocol.

Dalam komunikasi antar komputer dikenal beberapa arsitektur jaringan antara lain model OSI, SNA, DECnet, dan lain-lain. Arsitektur jaringan merupakan sebuah bagan umum yang mengatur bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak itu dapat membentuk jaringan computer. Dalam sistemnya yang kompleks dikenal apa yang disebut transparansi yaitu sesuatu (misalnya fasilitas) yang secara fisik ada tetapi tidak kelihatan. Selain itu dikenal juga apa yang disebut dengan virtual yaitu sesuatu yang kelihatan tetapi sebenarnya tidak ada secara fisik.Sistem virtual merupakan system yang kelihatannya sederhana tetapi dalam kenyataan sebenarnya rumit. Dalam arsitektur jaringan didefinisikan pembagian fungsi komunikasi, protokol, pembakuan, dan format pesan yang harus dipatuhi perangkat keras maupun lunak sehingga dapat berbagi data, sumber daya dan program. Arsitektur harus dapat menyediakan berbagai konfigurasi yang dengan mudah dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Arsitektur juga memungkinkan berbagai sistem dipadukan.

Dalam pengembangan jaringan ada berbagai organisasi yang terlibat didalamnya. Organisasi tersebut dapat diklasifikasikan atas organisasi pembakuan, operator, sistem telekomunikasi, dan pembuat komputer.

Selain model OSI terdapat beberapa arsitektur jaringan lain yang telah ada sebelumnya dan telah banyak dipakai. Arsitektur jaringan ini umumnya merupakan arsitektur yang sangat berkaitan dengan produk tertentu. Salah satu arsitektur jaringan yang cukup berpengaruh dan telah banyak dipakai ialah SNA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah bagaimana penggunaan Siystems Network Architecture (SNA) pada operasi jaringan SNA, pengemasan data, dan pengimplementasian jaringan SNA.

C. Prosedur Pemecahan Masalah

Prosedur-prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah pada makalah ini, diantaranya :

v Pencarian dan pengumpulan bahan dan materi

v Pembahasan masalah

v Penyusunan bahan dan materi

v Pengecekan akhir, dan pencetakan makalah

D. Sistematika Uraian

BAB II

STUDI LITERATUR

A. Siystems Network Architecture (SNA)

Jaringan SNA terbentuk atas sekumpulan subsystem yang disebut node. Terdapat empat type node yaitu Type 1 (Terminal), Type 2 (Controller bagi terminal) ,Type 4 (Front End Processor dan peralatan yang mengambil alih kegiatan komunikasi data dari Main Processor) dan Type 5 (Host). Node type 4 dan 5 disebut Subarea Node sedangkan type 1 dan 2 sebagai Peripheral Node. Tiap node terdiri satu atau lebih NAU (Network Addressable Unit). NAU merupakan software yang memungkinkan sutu proses yng menggunakan jaringan (dapat dipandang sebagai Service Access Point yang menyediakan layanan layer atas). Sebuah proses harus tersambung pada NAU untuk menggunakan jaringan sehingga ia dapat memanggil maupun dipanggil. Dikenal 3 macam NAU yaitu LU (tempat proses alat user tersambung), PU (mempunyai fungsi administratif) dan SSCP (hanya ada pada Host). SSCP mengetahui dan mengendalikan semua Front-End, Controller dan terminal yang tersambung pada host. Sebuah Host akan mengndalikan sebuah jaringan yang dikenal dikenal sebagai Domain. SNA dikeluarkan oleh IBM dan menjadi standard jaringan mainframe IBM yang diperkenalkan pada tahun 1974. Awalnya merupakan arsitektur terpusat dengan sebuah host komputeryang mengatur banyak terminal. SNA mengalami banyak pengembangan seperti APPN dan APPC (LU 6.2), yang telah mengadaptasikan SNA kedalam komunikasi peer to peer dalam lingkungan computer terdistribusi.

B. Tujuan Jaringan SNA

Tujuan dari jaringan SNA ialah menimplementasikan hubungan virtual atau logikal antar pemakai sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan mudah. Untuk membentuk hubungan ini tiap pemakai harus mendapatkan akses ke jaringan SNA ini.

C. Komponen SNA

Pemakai (User) :

Dalam SNA pemakai (user) adalah manusia atau program aplikasi yang menggunakan jaringan SNA untuk berkomunikasi.

Logical Unit :

Dalam jaringan SNA semua komunikasi antara end user dilakukan melalui LU (Logical Unit). Berbeda dengan OSI end user tidak mempunyai network identification tetapi LU yang mempunyai alamat network. LU juga disebut sebagai NAU (Network Addressable Unit). Logical Unit (LU) menyediakan titik akses tempat pemakai berinteraksi dengan jaringan SNA. LU bukanlah sebuah port fisik tetapi logic. Terdapat beberapa macam LU yang masing-masing menyediakan kemampuan transmisi tertentuserta himpunan pelayanannya. Tiap LU mempunyai nama jaringan yang digunakan untuk menentukan alamat jaringan dan letak sebenarnya dari sumber daya yang diperlukan. LU berbentuk software yang ada dalam berbagai perangkat yang membentuk jaringan SNA ini. Ada tujuh macam LU mulai dari LU0sampai dengan LU7 kecuali LU type 5 tidak ada. Oleh karena fungsi yang dilakukan oleh LU bertambah maka dikeluarkan perangkat lunak baru misalnya LU6.2 yang merupakan LU dengan kemampuan yang komprehensifdan mampu melakukan fungsi APPC (Advanced Program to Program Comunication).Dalam session LU-LU sebuah LU disebut sebagai PLU (Primary LU) dan LU kedua disebut SLU (Secondary LU)

Physical Unit :

PU (Physical Unit) untuk mewakili perangkat keras yang tersambung pada jaringan SNA dan mempunyai fungsi administrative. PU implementasinya berupa gabungan antara perangkat keras dan perangkat lunak.

System Service Control Point :

SSCP (System Service Control Point) menyediakan pelayanan yang diperlukan guna mengelola jaringan SNA, membentuk serta mengendalikan sambungan yang diperlukan agar user dapat saling berkomunikasi. Beberapa fungsinya :

· Membentuk user session

· Mengendalikan semua sumber daya dalam domain

· Menghidupkan atau mematikan jaringan

· Menjaga status jaringan

· Mengkoordinasikan semua kegiatan PU dan LU

Physical Unit Control Point :

PUCP (Physical Unit Control Point) melakukan sebagian fungsi SSCP yang diperlukan untuk mengaktifkan atau mendeaktifkan sebuah node yang tidak menggunakan SSCP.

Network Addressable Unit :

Jaringan SNA pada dasarnya dibentuk oleh dua komponen utama yang masing-masing terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu :

1. NAU :

Terdiri atas semua LU, PU, dan SSCP yang ada dalam jaringan. NAU menyediakan pelayanan yang perlu untuk memindahkan informasi dari satu pemakai ke pemakai lain melalui jaringan dan memungkinkan pengendalian serta pengelolaan jaringan. Tiap NAU mempunyai alamat jaringannya sendiri dan nama jaringan. Lalu-lintas dibangkitan ataupun diterima olehnya.

NAU diberikan kepada elemen seperti Host Access Methode (VTAM/TCAM), Front-End NCP, Cluster Controller, dan lain-lain.

2. Path Control Network :

Komponen yang mengendalikan routing dan aliran data melalui jaringan serta mengatur transmisi data dari satu piranti ke piranti yang lain dalam jaringan.

Node

Sebuah node SNA merupakan simpul fisik dari dalam jaringan SNA yang mempunyai satu atau lebih komponen jaringan baik NAU maupun PCN. Tiap node harus mempunyai PCN dan SSCP atau PUCP. PUCP (Physical Unit Control Point) merupakan subset dari SSCP. Tiap terminal, system computer dan sebagainya yang memenuhi ketentuan SNA dapat menjadi node dalam jaringan SNA. Ada dua macam node SNA yaitu Peripheral node dan Subarea node. Simpul- simpul ini bersama dengan saluran transmisi merupakan balok pembangun fisik dari SNA dan mengandung pelayanan jaringan serta kemampuan kendali untuk mengoperasikan jaringan serta melakukan pertukaran informasi antar pemakai jaringan.

Cluster Controller

Peripheral node lebih umum dikenal sebagai Cluster Controller dan berkomunikasi langsung hanya dengan subarea nodenya.

Cluster Controller tidak dapat berkomunikasi langsung dengan subarea node ataupun Cluster Controller lain. Ada dua macam Cluster Controller :

· Type 1

Tidak dapat diprogram oleh pemakai, sekarang hanya dipakai oleh terminal lama.

· Type 2

Dapat deprogram oleh pemakai dan lebih berkemampuan dari type sebelumnya, diimplementasikan oleh terminal jenis baru.

Subarea Node

Sebuah Subarea Node dapat berkomunikasi langsung dengan Cluster Controller yang terhubung padanya dan dengan subarea node lainnya dalam jaringan, juga terdiri atas dua type :

· Type 4

Tidak mempunyai SSCP dan sering dikenal sebagai communication controller node.

· Type 5

Mempunyai SSCP dan sering dikenal sebagai host node.

Setiap node selalu mempunyai satu Physical Unit yang mewakili piranti dan sumber dayanya dalam jaringan. Sebuah PU mempunyai penamaan yang sama dengan type node sehingga dikenal PU1,PU2,PU4,PU5. PU2 yang telah mengimplementasikan secara konprehensif sejumlah fungsi dikenal sebagai PU2.1 yaitu digunakan berhubungan dengan LU6.2 dalam melaksanakan fasilitas APPC (Advanced Program to Program Communication).

D. Operasi Jaringan SNA

Dalam jaringan SNA yang disebut domain ialah kumpulan sumber daya SNA yang dikenal dan dikelola oleh sebuah SSCP. Sumber daya disini ialah perangkat keras (piranti, saluran transmisi) dan perangkat lunak (operating system, program, dan lain-lain).

SNA sering kali terdiri atas beberapa domain. Software SNA menggunakan system alamat jaringan (network address) dalam membentuk hubungan antar LU untuk mengirimkan informasi melalui saluran tersebut. Tiap PU, LU ataupun SSCP yang merupakan NAU mempunyai alamat jaringan yang unik dan juga mempunyai nama jaringan. User umumnya memanggil NAU berdasarkan namanya. SSCP akan mengubahnya menjadi alamat jaringan berdasarkan network directory service. Penggunaan nama jaringan akan membantu pemakai jika terjadi perubahan fisik ataupun logikal dalam struktur jaringan.

Antar NAU tidak mungkin terjadi komunikasisebelum sebuah session terbentuk antara mereka. Session ialah keadaan yang dicapai oleh dua NAU yang dapat mendukung transmisi yang terjadi antara mereka dalam mencapai tujuannya. Ada dua macam session :

1. Session Permanen

Terbentuk secara otomatis saat jaringan operasional dan tetap tinggal selama jaringan beroperasi

2. Session Dinamik

Dinamik sehingga dalam satu saatbeberapa session secara serempak dapat terbentuk.

Session ini dapat menggunakan piranti fisik yang sama. Suatu LU di host atau cluster controller dapat terlibat dalam beberapa session pada suatu saat. LU pada terminal hanya dapat melangsungkan satu session saja dalam satu waktu. Dalam melakukan komunikasi SNA dapat melakukannya dengan dua cara yaitu menggunakan I/O channel bilamana node letaknya berdekatan dapat menggunakan saluran komunikasi yang tersedia dan umumnya harus mengikuti protokol SDLC. Beberapa saluran komunikasi yang menghubungkan node yang sama dan berkarakteristik sama akan membentuk sebuah transmission group. Transmission group akan mempunyai kapasitas yang lebih besar serta keandalan yang lebih tinggi.

E. Arsitektur Jaringan

Dalam usaha membuat jaringan transparan bagi pemakai jasa, SNA menyediakan segala fungsi kendali dan fungsi pengelolaan. Fungsi ini dipecah-pecah menjadi beberapa layer. Tiap layer mempunyai tugas pelayanan sendiri-sendiri. SNA Layers diterapkan di lapisan fungsional mulai dengan lapisan aplikasi hingga lapisan paling bawah yang mengirim paket dari satu stasiun ke stasiun yang lain. Lapisan ini merupakan kumpulan dari beberapa protocol. Walaupun SNA banyak mempengaruhimodel OSI, namun ada beberapa perbedaan dalam implementasinya.

SNA juga dimodelkan dalam tujuh layer : Physical Control, Data Link Control, Path Control, Transmission Control, Data Flow Control, Presentation Services, Transaction Services. Model OSI dan SNA tidak tepat sama.

Aplikasi

Presentation

Session

Transport

Jaringan

Data Link

Fisik

Layanan Transaksi

Layana Presentasi

Kendali Aliran Data

Kendali Transmisi

Kendali Jalur

Kendali Data Link

Kendali Fisik

Gambar OSI dan SNA

· Physical Control

Mirip dengan Physical Layer dari OSI yaitu memberikan ketentuan tentang sambungan fisik antar dua simpul. SNA memberikan ketentuan interface serial pararel. Pararel digunakan untuk sambungan dengan kecepatan tinggi seperti antara main frame dengan Front End Processor.

· Data Link Control

Sebanding dengan Data Link Layer pada OSI yaitu memungkinkan penyaluran data secara handal melalui saluran fisik. Tugas utama mendeteksi dan memperbaiki kesalahan transmisi yang terjadi. Untuk hubungan serial protocol yang ditentukanialah SDLC, sedangkan hubungan pararel dengan kecepatan tinggi ialah Data Channel Protocol S/370.

· Path Control

Fungsi utamanya ialah melakukan routingdan kendali aliran. Bertanggung jawab untuk membentuk sebuah kanal logic (Logical Channel) antara sumber dan penerima yang masing-masing diacu sebagai NAU (Network Adressable Unit) yaitu besaran tingkat aplikasi yang dapat dipanggil dan mampu melakukan tukar menukar data dengan besaran lain. Path Control dalam SNA mempunyai sublayer :

Ø Virtual Route :

Melakukan global routing yaitu memberikan sambungan logik antara titik akhir yang diberikan secara dinamis kesebuah explicit route, dan tempat lalu lintas dari session dimultipleks dan dilakukannya kendali aliran. Sublayer ini dapat mengadakan segmentasi unit data dari layer yang lebih tinggi untuk memperbaiki efisiensi. Unit data yang disegmentasi tersebut harus dirakit kembali pada penerima.

Ø Explicit Route Control

Bertanggung jawab dalam hal menentukan saluran komunikasi. Route telah didefinisikan sebelumnya dan tiap node mempunyai informasi mengenai route ini. Formatnya : nomor route, node berikut. Data yang masuk harus mengandung nomor route sehingga node berikutnya dapat dipilih dan diberikan kepada transmission group control.

Ø Transmission Group

Tugas utama transmission group sublayer ialah membuat sebuah himpunan sambungan fisik antara simpul yang berdekatan dalam jaringan. Himpunan sambungan dalam group ini terlihat oleh layer diatasnya sebagai sebuah sambungan fisik. Dengan cara ini sambungan ke node yang berdekatan akan lebih andal dan kapasitasnya bertambah. Unit data yang diterimanya akan disalurkan melalui saluran fisik yang tersedia dan yang bebas dengan SDLC. Pengiriman keluar dilakukan dengan pemberian nomor urut sebab ada kemungkinan bahwa unit data yang diterima dapat tidak berurut karena perbedaan jalur yang dipakai dalam hal waktu perambatan, adanya kesalahan dan sebagainya. Dengan penggunaan nomor urut maka penerima dapat melakukan pengurutan kembali. Fungsi lain ialah blocking sehingga kalau transmission group hanya mempunyai satu saluran, unit data yang masuk dapat diubah bloknya menjadi satu blok yang cukup besar. Fungsi ini sebenarnya dilakukan oleh layer 2 pada model OSI.

· Transmission Control

Mirip dengan layer empat dari model OSI. Layer ini bertanggung jawab dalam membuat, menjaga dan menghentikan session SNA dengan mengikuti status dari session yang berjalan. Layer juga mengendalikan aliran data yang membentuk sebuah message yang dikirim agar diterima dengan urutan yang benar. Sebuah session setara dengan sebuah transport connection dari OSI. Layer ini dapat membentuk sebuah session sebagai tanggapan atas permintaan dari layer berikut yang lebih tinggi, proses aplikasi atau untuk keperluan kendalinya sendiri. Layer ini terdiri atas dua bagian :

Ø Connection Point Manager (CPMGR) :

CPMGR melaksanakan fungsi routing, encapsulation dan pacing. Routing dalam hal ini ialah melakukan demultipleksing pada data masukan untuk diberikan kepada besaran yang tepat yang dapat terletak pada layer yang sama atau layer yang lebih tinggi. Encaptulation mengandung arti pemasangan header yang berisi informasi untuk pengiriman yang ceapt,encryption dan lain-lain perintah kendali. Pacing merupakan cara yang digunakan pada virtual routes. Hanya digunakan oleh titik akhir untuk mengendalikan aliran data. Biasa hanya menggunakan fixed window size.

Ø Session Control

Dipanggil untuk mengaktifkan atau mematikan session atau dipanggil saat CPMGR mendeteksi adanya error misalnya nomor urut yang hilang.

Beberapa macam session :

  1. LU-LU :

Memungkinkan user jaringan untuk saling berkomunikasi. Biasanya terbentuk secara dinamik sesuai dengan keperluan.

  1. SSCP-SSCP :

Hanya ada bilamana jaringan terbentuk atas beberapa domain. Terbentuk secara otomatis dan tetap terselenggara bilamana hubungan LU-LU melalui beberapa domain diperbolehkan.

  1. SSCP-LU :

Harus selalu ada dengan tiap LU yang ada pada domainnya. Session ini harus ada sebelum sebuah LU dapat diakses oleh user. Session ini permanen dan sebuah LU dapat dibuat tidak aktifdengan menghentikan SSCP-LU session.

  1. PU-PU :

Tidak ada definisi khusus tetapi PU yang berdekatan mungkin perlu mengadakan pertukaran informasi misalnya untuk mengalihkan program kendali dari host ke cluster controller atau melakukan beberapa kegiatan misalnya mengaktifkan, menguji dan lain-lain.

Layer transmission control tidak hanya mengalihkan sebuah message dalam menaggapi permintaan layer kendali transfer tapi juga langsung dari end user. Semua pesan yang dialihkan melewati jaringan membawa informasi kendali protokol yang dibangkitkan oleh connection point manager dari transmission control layer yang digunakan untuk :

Ø Menentukan alamat yang dituju (dalam layer atau LU, layer lain)

Ø Menerapkan kendali aliran dan kendali lain pada LU yang dipertukarkan antar dua LU.

· Data Flow Control

Mirip dengan layer lima dari OSI. Manajemen session SNA dibagi dalam 2 layer Transmission Control yang berorientasi pada transmisi dan Data Flow Control yang berorientasi pada pemakai akhir. Layer ini bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang berkaitan dengan suatu session yang diperlukan oleh proses, terminal dan user. Fungsi utamanya antara lain :

Ø Menentukan mode send/receive yaitu FDX, HDX, HDX Contention. HDX berkaitan dengan HDLC NRM dan HDLC ABM.

Ø Chaining yaitu untuk memisahkan urutan transmisi unit data ke satu jurusan untuk keperluan recovery.

Ø Bracketing yaitu memisahkan urutan pertukaran data, sehingga dapat digunakan untuk memberikan urutan dan mengendalikan proses transaksi.

Ø Pilihan tanggapan yaitu tidak menanggapi, kirimkan tanggapan hanya jika ada kekecualian atau selalu berikan tanggapan.

Ø Penghentian aliran data, dapat permanen dan dapat juga sementara.

· Presentation Service :

Dahulu dua layer teratas masih dipandang sebagai satu layer yang disebut FM (Function Management) layer. FM terdiri atas sebuah himpunan fungsi dan pelayanan yang disediakan bagi pemakai akhir. FM sekarang dipecah menjadi dua layer yaitu :

Ø Presentation Services

Ø Transaction Services

Function Management layer yang lama melaksanakan jasa pelayanan bagi pemakai jaringan SNA dan terbagi atas dua sublayer :

Ø Function Management Data Service

Mengkoordinasikan interface antara pemakai jaringan, menyajikan informasi ke pemakai dan mengendalikan aktivitas jaringan secara keseluruhan.

Ø NAU Service Messages :

Sublayer ini menyediakan pelayanan bagi FMDS dan juga ke Data Flow serta Transmission Control.

Pelayanan yang diberikan Presentation Service adalah :

Ø Translasi format sehingga tiap pemakai boleh mempunyai pandangan yang berbeda mengenai data yang dipertukarkan. Contoh sebuah aplikasi dapat melayani berbagai macam terminal.

Ø Kompresi dan Kompaksi data :

Data dapat dikompres baik tingkat byte maupun bit dengan prosedur yang telah ada untuk menghemat biaya transmisi.

Ø Transaction Program Support :

Pelayanan ini mengendalikan komunikasi antara program transaksi.

· Transaction Service :

Transaction Service menyediakan manajemen jaringan (Network Management Service) dengan fungsi-fungsi seperti :

Ø Layanan Konfigurasi :

Memungkinkan seorang operator memulai atau melakukan konfigurasi kembali jaringan.

Ø Layanan Operator Jaringan

Mendapatkan informasi statistic jaringan, komunikasi antara pemakai dan proses ke operator jaringan.

Ø Layanan Session

Mendukung pengaktifan sebuah session atas nama pemakai akhir dan aplikas. Ini merupakan interface antara user ke transmission control.

Ø Layanan Perawatan dan Pengelolaan

Menyediakan fasilitas pengujian jaringan dan membantu dalam melokalisasikan gangguan.

Jika SNA dibandingkan dengan OSI maka terlihat bahwa Function Management Layer sama dengan kombinasi sebagian Application layer dan seluruh Presentation layer, Data Flow Control analog dengan Session layer dan Transmission Control analog dengan Transport layer.

F. Pengemasan Data

Tidak seperti OSI, SNA tidak memerlukan penambahan header pada tiap layer. Unit data yang paling dasar adalah RU (Request/Response Unit) yang berisikan data pemakai atau informasi kendali jaringan. Service manager membuat RU dari data pemakai. RH (Request/Response Header) akan ditambahkan untuk membentuk BIU (Basic Information Unit). Dalam BIU terdapat FMH (Function Management Header). Layer pelayanan FMD dapat melakukan transformasi tertentu pada data untuk presentation sevice atau menambahkan informasi kendali pada RU yang berkaitan dengan urutan RU. Field ini mendukung penggunaan komponen seperti printer secara multiple dalam satu session. Penambahan TH (Transmission Header) menghasilkan PIU (Peripheral Information Unit). Terdapat beberapa bentuk TH yang umumnya berisikan alamat pengirim dan tujuan. Alamat ini berbentuk alamat local dari LU pada PU yang bersangkutan. Transmission control layer menambahkan TH (Request/Response Header) yang mengandung informasi kendali baik untuk dirinya sendiri maupun data flow layer. Layer berikutnya menambahkan data link header dan data link trailer dan didapatkan sebuah frame SDLC, dalam hal ini frame ini disebut sebagai BLU (Basic Link Unit).